One Way di Puncak Jadi Ajang Pungli Oknum DLLAJ


BOGORDAILY | Bogor. Rekayasa arus lalu lintas satu arah (one way) dijadikan momentum oleh oknum Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan (DLLAJ) Kabupaten Bogor untuk melakukan pungutan liar (pungli).


Hal itu dikatakan pengendara mobil pribadi bernama Bayu yang mengalami kejadian pungutan liar di simpang Pasar Cisarua.
“Saat itu saya mau ke Puncak. Karena saat itu one way dari Puncak ke arah Jakarta, saya lewat jalur alternatif. Ketika sampai di simpang Pasar Cisarua, tiba-tiba mobil pribadi saya dihentikan dan dipintai retribusi sebesar Rp 2 ribu,” ujar Bayu, Selasa, (02/08/16).
Sambung Bayu karcis retribusi yang diberikan oknum DLLAJ tersebut merupakan karcis parkir bahu jalan dan cetakan tahun 2015 lalu.
“Saya kan tidak parkir dan mobil yang saya kendarai adalah mobil pribadi, jadi saya memprotes pungutan liar ini. Namun ketika diprotes dia bilang pungutan ini sesuai peraturan daerah dan atas perintah UPT DLLAJ Ciawi,” sambungnya.
Bayu melanjutkan, ia pun menyarankan dalam melakukan pungutan, petugas DLLAJ Kabupaten Bogor tersebut tidak memakai baju seragam atau berpakaian preman.
“Pas saya bicara ternyata dari mulut oknum tersebut keluar bau minuman keras dan langsung saya tanya kamu minum minuman keras ya? Saya bukan masalah uang Rp 2 ribu, cuma kalau dikali 100 kendaraan berapa jumlah pungutan liar itu setiap kali one way,” lanjutnya.
Anggota Komisi II DPRD Kabupaten Bogor Ahmad Tohawi pun meminta Kepala DLLAJ Kabupaten Bogor Raden Soebiantoro mengambil tindakan tegas terhadap anggotanya.
“Kepala DLLAJ Soebiantoro harus menindak tegas anggotanya, karena hal ini bisa jadi pelajaran karena bisa saja pungutan liar ini tidak hanya terjadi di Cisarua tapi di pos retribusi lainnya,” kata Tohawi.
Terpisah, Kepala DLLAJ Raden Soebiantoro mengaku akan menindak tegas anggotanya yang telah melakukan pungutan liar ketika sedang melaksanakan tugas.
“Silahkan laporkan dan sertakan bukti pungutan liar itu agar ketika saya tegur, buktinya kuat. Saya akan pecat oknum DLLAJ itu karena tindakan pungutan liar ini mencoreng nama institusi dan membuat saya gemas,” tegas Soebiantoro. (BD)

Post a Comment

Mohon berkomentar yang tidak menyinggung SARA. Mari bangun komentar yang konstruktif

Lebih baru Lebih lama