Pembangunan Jembatan Tugu Yang Molor Dikeluhkan Warga


GARUDANEWS.ID | Bogor. Warga Ciburial,  Desa Tugu Utara, Kecamatan Cisarua kabupaten Bopgor  mengeluhkan pembanguna jembatan desa yang terus molor. akibatnya warga penduduk sekitar terisolir dan sangat menghambat jalannya perekonomian di kampung tersebut. Proyek desa yang di kerjakan oleh kotraktor itu menelan anggaran kurang lebih sebesar Rp. 900 juta.

Salah satu pengusaha kambing, Titin, mengeluhkan adanya keterlambatan pembanguna jembatan itu, Menurutnya usaha dia turun drastis hingga 95  persen semenjak jembatan tersebut diperbaiki tapi tidak tepat waktu.

“Banyak kerugian materi lainnya. Karena kami harus memutar kejalan lain yang jaraknya tiga kali lipat, itu tentunya sangat menambah biaya oprasional usaha kami ,” ujar Titin kepada Garudanews.id baru-baru ini.

Hal senada juga diungkapkan Mitun,  selaku anggota BPD Desa Tugu Utara, pihaknya menuntut agar kontraktor bekerja profesional dan cepat dalam mengerjakan proyek jembatan tersebut.

“Karna banyak dampak negatif  akibat molornya proyek itu,   diantara banyak tamu – tamu atau wisatawan lokal maupun manca negara yang memang wilayah tersebut wisatawannya didominasi oleh wisatawan asal Timur Tengah, enggan masuk ke hotel atau vila yang ber ada di wilayah tersebut,” ujar Mitun.

Hal tersebut, kata dia, tentunya berpengaruh besar pada perputaran ekonomi ekonomi warga dan pengusaha setempat. Akses jalan ke Ciburial bisa di tempuh oleh kendaran roda empat melalui jalan alternatif ciliwung – citamiang jika dari atas, sementara dari bawah melalui Cisarua – Batu Layang dan itu memakan waktu cukup lama.

kemarahan Warga pun memuncak dengan menggelar aksi demo, mereka menuntut percepatan pengerjaan jembatan. Marahnya warga bukan tanpa alasan, jembatan penghubung yang dulu dibangun dengan murni swadaya adalah jalan utama menuju Ciburial, dan salah satu lokasi yang real di puncak, yang merupakan akses jalan yang padat

“Jembatan yang sebenarnya masih bagus itu dibongkar sebagai gantinya hanya jembatan kecil dari bambu yang hanya bisa dilewati kendaraan roda dua dan itu pun sukar untuk di lewati karna licin ketika hujan,” tandas Mitun. (Pih/Nyoto/Win)


Post a Comment

Mohon berkomentar yang tidak menyinggung SARA. Mari bangun komentar yang konstruktif

Lebih baru Lebih lama