PD Tohaga Cisarua, Tarik Retribusi Ke Pedagang Tanpa Karcis


GARUDANEWS.ID |  Cisarua. Permasalahan kumuhnya Pasar Cisarua sudah menjadi hal umum bagi warga Puncak. Pasar satu-satunya di Kecamatan Cisarua ini sangat besar potensinya. Namun tata kelolanya dipandang masih jauh dari harapan warga. Selain kumuh, macet, mengotori Sungai Cisarua juga adanya suara- suara miring terkait retribusi yang ditarik managemen Pasar kepada Pedagang.

Salah satunya disampaikan Wahyu, Salah Satu Pedagang Pasar Cisarua. Setiap hari pedagang ditarik retisbusi Rp. 5.000. “ Rp. 1500 untuk keamanan, Rp. 2.000 untuk Kebersihan dan Rp.1.500 untuk Kantor” ujarnya. Menurutnya, semua pedagang baik di depan maupun dibelakang juga di tarik retribusi tersebut.

Wahyu mempertanyakan, bagaimana tata kelola pasar Cisarua. “ Mungkin ada lebih dari 1000 pedagang di pasar Cisarua yang ditarik retribusi. Kalau untuk sampah saja Rp. 1500 dikalikan 1000 pedagang sudah Rp. 1,5 juta per hari. Sementara sampah nya hanya di tarik seminggu dua kali, belum lagi retribusi keamanan yang juga Rp. 1500 tiap hari” ujarnya.

Manager /Kepala Pasar Cisarua tidak berada ditempat saat Garudanews.id mendatangi kantornya.  Salah satu Staff Kebersihan, Suparlih, membenarkan penarikan retribusi tanpa karcis tersebut. “  Memang kami tidak menarik retribusi sebesar Rp. 5.000 ke pedagang. Rincianya Rp. 1.500 untuk Kantor, Rp. 1500 Untuk Kebersihan dan Rp. 1.500 untuk Keamanan. Kami tidak memberikan karcis sebagai tanda pembayaran, namun membuat kartu Iuran Pedagang “ ujarnya

Suparlih mengaku, untuk daftar pedagang yang terdaftar di kantor hanya ada 400 an, sementara sisanya ada di radius Pasar. “ hanya ada 400 pedagang yang terdaftar di kami, lainnya adalah pedagang yang berada di radius pasar. Dari batas jembatan hingga depan (Jalan Raya Puncak). Dari jumlah tersebut, tidak semua mau membayar “ terangnya.

Namun saat Garudanews.id menanyakan berapa kartu Iuran yang dibuat dan diberikan ke pedagang, Suparlih mengaku tidak tahu. Cj



Post a Comment

Mohon berkomentar yang tidak menyinggung SARA. Mari bangun komentar yang konstruktif

Lebih baru Lebih lama