Potret Pembangunan Infrastruktur Puncak. Salah Siapa ?

SUARAPUNCAK | Cisarua . Saat ini warga puncak, Kecamatan Cisarua sedang galau dengan dampak pembangunan yang di laksanakan kurang profesional. Pasalnya pembangunan tersebut berdampak langsung pada aktifitas sehari hari warga 3 Desa di Kecamatan Cisarua, yaitu Desa Tugu Utara, Desa Batulayang dan Kelurahan Cisarua.

Proyek pembangunan itu adalah pembangunan Jembatan Ciburial dan pelebaran jalan Cisarua - Batulayang.

Jembatan Ciburial menurut informasi warga adalah proyek desa dengan nilai 900 jt yang di kerjakan oleh kontraktor. Yang menjadi masalah adalah lamanya pengerjaan yang memakan waktu hingga 5 bulan. Sudah sejak sebulan lalu jembatan ini sudah di bongkar.

Hal tersebut tentu membawa dampak pada aktifitas ekonomi warga Ciburial yang dikenal sebagai salah satu kampung Real di Puncak. Jembatan Ciburial adalah pintu masuk utama menuju Ciburial. Sehingga dengan di bongkarnya jembatan tersebut, maka kendaraan roda empat tidak bisa melewati jalan tersebut.

Dampaknya, banyak tamu - tamu atau wisatawan tidak bisa masuk ke hotel, Resort dan villa yang bertebaran di sana. Tentu hal tersebut berpengaruh pada perputaran ekonomi pengusaha dan warga setempat. Akses ke Ciburial bisa ditempuh melalui jalan alternatif Ciliwung Citamiang jika dari atas, sementara dari bawah melalui Cisarua - Batulayang.

Akibat hal tersebut, warga Ciburial melakukan Demo kemarin, Jumat, 16/09. Mereka menuntut agar pembangunan jembatan segera di selesaikan

Sementara, di jalan Cisarua Batulayang sedang dilakukan penggalian jalan untuk pelebaran. Parahnya lagi, galian yang sudah di lakukan sejak satu bulan yang lalu itu, hingga hari ini belum dilakukan pengecorannya.

Hal tersebut mengakibatkan kemacetan terjadi di sepanjang jalan ini. Belum lagi puluhan mobil yang terperosok ke lubang galian tersebut.

Lalu kenapa pembangunan kecil seperti ini tidak tertata dengan rapi?

Dimana letak permasalahanya. Apakah anggarannya belum cair, apakah kontraktornya yang tidak profesional, apakah salah dalam memilih kontraktor? Atau apakah ada permainan didalamnya?

Warga menggerutu, kesal dan marah. Di satu sisi mereka senang dengan adanya pembangunan tersebut, tapi disisi lain mereka juga kesal jika pembangunan yang kecil seperti itu dikerjakan kurang profesional dalam hal waktu pengerjaannya.

Saat dikonfirmasi terkait penggalian di jalan Cisarua Batulayang, Kepala UPT Binamaraga Ciawi, Eko, mengaku ada keterlambatan pengiriman
" Aduh  maaf pak, benar itu galian pelebaran, hanya saja untuk order betonnya ngantri. alasanya kegiatan turunnya hampir bebarengan. Karena kegiatan tersebut SPK nya terakhir dan sebelumnya harus ada tes dulu  sebelum pengecoran " kilahnya .

Eko berjanji akan segera mengusakan agar segera dilakukan pengecoran.
" Nanti coba saya minta kepenyedia jasanya agar dipercepat"

Semoga Carut Marut pembangunan seperti ini bisa menjadi pembelajaran bagi semua. Pemerintah membangun melalui kontraktor, warga memantau dan mengawasi. Sementara Bupati dan Kepala Dinas mengawasi bawahannya agar pembangunan berjalan sesuai SOP. (CJ)

sumber
SUARA PUNCAK

Post a Comment

Mohon berkomentar yang tidak menyinggung SARA. Mari bangun komentar yang konstruktif

Lebih baru Lebih lama